Yogyakarta adalah salah satu kota yang terkenal dengan aneka ragam wisata nya, ada banyak sekali destinasi wisata di jogja baik alami maupun buatan. salah satu destinasi wisata buatan nya adalah Sunday Morning UGM atau biasa disebut Sunmor UGM, terletak di sepanjang jl. Prof. Dr. Notonagoro yaitu di bulaksumur atau jalan depan masjid kampus UGM.
di Sunmor terdapat banyak sekali penjual aneka barang maupun makanan. apapun yang anda cari dapat ditemukan di sunmor.
Sifat Produk wisata mempunyai ciri bahwa ia tak dapat dipindahkan. Orang tak
bisa membawa produk wisata pada langganan, tetapi langganan itu sendiri harus
mengunjungi, mengalami dan datang untuk menikmati produk wisata itu. Begitu
pula Sunmor sebagai salah satu produk pariwisata, menempakan Sunmor dalam
posisi “khusus”. Dimana wisatawan tidak bisa mendapatkan “suasana” ke-sunmor-an
ditempat lain. Sifat pariwisata lain adalah selalu berkaitan dengan waktu,
pariwisata tidak terjadi setiap saat, hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu.
Hal ini sangat berkaitan dengan waktu luang atau leisure time, ketersediaan
waktu bagi wisatawan memicu atau menumbuhkan motifasi untuk melakukan kegiatan
kepariwisataan. Dalam konteks Sunmor yang terjadi setiap
hari minggu merupakan –sesuai namanya- merupakan waktu yang tepat untuk
wisatawan. Kebutuhan akan tempat rekreasi yang murah meriah dan mudah dijangkau
dijawab dengan kehadiran Sunmor. Hal ini tentu menambah
posisi tawar Sunmor sebagai daya tarik wisata.
Menurut Yoeti ( 1985:164-167), Syarat dasar dari sebuah objek wisata adalah
adanya 3s, yaitu something to do, something do buy, something to
see. Penjabaran 3s dari Sunmor sebagai berikut:
a. Something to do: Berbagai
kegiatan yang bisa dilakukan di Sunmor, bukan hanya berbelanja –sifat dari
pasar-. Keberadaan Sunmor yang berada dekat dengan Grha
Sabha Pramana (GSP) UGM dan berada dilingkungan kampus. Memberikan lahan bagi
wisatawan yang berkunjung ke Sunmor untuk berolah raga, Sifat GSP dan Areal
Kampus –saat Sunmor berlangsung- sebagai penunjang Sunmor merupakan hubungan
simbiosis mutualisme. Dengan citra UGM sebagai kampus kerakyatan, fungsi sosial
bangunan/areal kampus UGM dapat dimanifestasikan sebagai sarana penyedia lahan
terbuka untuk masyarakat Yogyakarta. Masyarakat atau wisatawan bisa melakukan
aktifitas olah raga diminggu pagi di areal UGM kemudian dilanjutkan berkunjung
ke Sunmor. Hubungan “organic” ini menambah penting posisi Sunmor dalam
pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani masyarakat Yogyakarta.
b. Something to Buy: Sebagai
pasar tentu “membeli” adalah sifat wajib dari Sunmor, posisi Sunmor sebagai
wisata belanja memang diperuntukan bagi wisatawan yang ingin membeli barang.
Sunmor menawarkan berbagai produk konsumtif bagi pengunjungnya, seperti kuliner
khas Yogyakarta, produk konveksi dengan harga terjangkau, barang rumah tangga
dengan berbagai bentuk dan keunikan, souvenir khas Yogyakarta hingga
barang-barang bekas dijual di Sunmor. Keanekaragaman produk konsumtif yang ada
disunmor tidak serta merta ditemukan ditempat lain. Keberadaan Sunmor
juga memudahkan bagi wisatwan luar kota Yogyakarta untuk mencari oleh-oleh khas
Yogyakarta tanpa mereka harus berkunjung ke pusat oleh-oleh.
c. Something to See: Melihat
aktivitas di pasar merupakan daya tarik yang sering dikesampingkan. Lalu-lalang
manusia yang sedang berinteraksi dalam proses tawar menawar merupakan salah
satu bentuk aktualisasi diri. Kegiatan kepariwisataan merupakan proses
penambahan nilai guna dari sebuah aktivitas. Bila diklasifikasikan ada berbagai
aktifitas di Sunmor yang bisa dinikmati, dari melihat proses jual-beli,
panggung-panggung hiburan yang sering diadakan di area sunmor, pengamen
jalanan. Merupakan kegiatan yang bisa dinikmati setiap minggu paginya. Kelengakapan
syarat 3s dari Sunmor menunjukan bahwa Sunmor UGM merupakan obyek wisata yang
layak untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar